Senin, 27 September 2010

PENGERTIAN ISTIFHAM


A. Pengertian Istifham
Kata istifham merupakan bentuk dari kata masdar dari kata استفهام Secar leksikal kata tersebut bermakna meminta pemahaman atau meminta pengertian . Sedangkan menurut istilah adalah:
الاستفهام هو طلب العلم بشئ لم يكن معلوما من قبل وذلك باداة من احدى ادواته
Artinya istifham ialah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan menggunakan salah satu perabot dari beberapa perabotnya .
B. Adat Istifham dan maknanya yang hakiki
Adapaun adat istifham beserta maknanya yang hakiki diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hamzah (أ)
a. Tassawur, yaitu gambaran tentang mufrad atau jawaban yang bersifat mufrad . Dalam hal ini hamzah langsung didiringi dengan hal yang ditanyakan dan umumnya hal yang ditanyakan ini mempunyai bandingan yang disebutkan setelah lafadz “AM”
Contohnya: أعلى مسافرام خالد؟
Dalam contoh tersebut diyakini bahwa kepergian itu dilakukan oleh salah seorang dari mereka berdua. Namun diharapkan ketentuan dari salah satunya. Oleh karena itu, harus dikhusukan jawabannya. Lalu dikatakan “ “ misalnya .
b. Tashdiq yaitu menunjukkan terjadi atau tidaknya nisbat antara dua perkara.
Contohnya:
Apakah raja itu telah datang? أحضر الامير؟
Dalam kalimat tersebut dibutuhkan penjelasan tentang tetap dan tidaknya nisbat. Dan dalam hal ini , istifham hamzah dijawab dnegan “ YA” atau “TIDAK”
Contoh:
Apakah ali pergi? أعلى مسافر؟
Dan bersama hamzah yang bertujuan bertashdiq ini dilarang menyebutkan lafadz imbangannya. Sebgaimana contoh dimuka. Apabila setelah hamzah tashdiq tersebut dan terdapat lafadz “am” maka harus ditentukan sebagai “am munqoti’ah” dan menggunakan makna “bal”( tetapi). Seperti ucapan penyair:
ولست ابالى بعد فقدى مالكا # امواتى ناء ام هو الان واقع
Aku tidak memperdulikan, setelah aku ditinggal si malik, apakah kematianku masih jauh, tapi kematianku sekarang tiba .
2. Hal (حال ) hanya digunakan untuk menghendaki tashdiq saja artinya untuk mengetahui terjadi atau tidaknya nisbat atau tidak boleh menyebut bandingan perkara yang ditanyakan dengan hal .
Contoh: apakah raja telah datang? هل جاء الامير؟
Untuk menjawab istifham tersebut adalah dengan perkataan “ YA” atau “TIDAK” ( نعم او لا).
Istifham itu ada 2 macam yaitu:
 Bashitah, bila untuk menanyakan wujud atau tidaknya sesuatu.
Contohnya:
apakah manusia sempurna itu ada? هل الانسان الكامل موجود؟
 Murakkabah, bila untuk menanyakan keberadaaan sesuatu pada sesuatu.
Contohnya:
apakah tumbuh-tumbuhan itu memiliki kepekaan? هل النبات حشاس؟

Sedangkan Istifham hal itu tidak boleh masuk pada :
a lafadz yang didahului naïf, jadi tidak boleh diucapkan.
Apakah ali tidak faham? هل لم يفهم علي؟
b Fi’il mudhari’ yang menunjukkan zaman yang sedang berjalan, jadi tidak boleh diucapkan.
هل تحتقرعليا وهو شجاع؟
Apakah engkau meremehkan ali, padahal dia pemberani?

c Lafadz inna, jadi tidak boleh diucapkan.
Apakah raja itu benar-benar pergi? هل ان الامير مسافر؟
d Perabot syarat, jadi tidak boleh diucapkan.
هل اذازرتك تكرمنى؟
Apakah bila aku mengunjungimu, maka engkau memuliakan aku?
e Huruf athaf, jadi tidak boleh diucapkan:
هل فيتقدم او هل ثم يتقد م؟
Apakah kemudian ia didahulukan, atau apakah selanjutnya ia didahulukan?
f Isim yang sesudahnya terdapat fi’il, jadi tidak boleh diucapkan:
هل بشرامنا واحدا انتبعه؟
Apakah pada manusia dari kita yang hanya seorang kita mengikutinya?
3. Man(من) yaitu Untuk menanyakan makhluk yang berakal .
Contohnya: siapa ini ? من هذا؟
4. Maa (ما ) yaitu untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal.
Contohnya: Berlebihan itu? مالاسراف؟
5. Mata (متى) yaitu untuk menanyakan keterangan waktu, baik yang lalu maupun yang akan datang.
Contohnya:
Kapankah para musafir itu kembali? متى يعود المسافرون؟
6. Ayyaana (ايان) yaitu untuk menanyakan keterangan waktu yang akan dating secara khusus, tetapi merupakan masa yang mengejutkan dan dikategorikan bersejarah, bukan masa yang lain.
Contohnya:
Ia bertanya, kapankah hari kiamat itu terjadi? يسأل أيان يوم القيامة

7. Kaifa (كيف) yaitu untuk menanyakan keterangan keadaan .
Contohnya:
فكيف اذاجئنا من كل امة بشهيد
Maka bagaimanakah halnya orang kafir nanti, apabila kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat.
Dan seperti ucapan penyair:
وكيف أخاف الفقراواحرم الغنى # ورأى الامير المؤمنين جميل
Dan bagaimanakah aku takut fakir, atau akau terhalang kekayaan sedangkan pemikiran amirul mukminin adalah baik .
8. Aina (أين ) yaitu Untuk menayakan keterangan tempat.
Contohnya;
أين الطبيب؟
dimanakah dokter itu?
9. Anna ( انى) mempunyai 3 makna, bagaimana, darimana, dan kapan.
Contohnya:
يا مريم, انى لك هذا؟
Hai maryam, bagaimankah kamu memperoleh makanan ini?
زرنى انى شئت
Kunjungilah saya, kapan saja anda menginginkan?
انى يحيى هذه الله بعد موتها
Bagaimana Allah menghidupkan ini setelah mati?
10. Kam ( كم) untuk menanyakan keterangan jumlah.
Contoh:
كم لبثتم؟
sudah berapa lamakah kamu berada disini?
11. Ayyun (أي ) untuk menanyakan dan menghendaki perbedaan antara salah satu dua hal yang berserikat dalam satu urusan yang meliputinya.
Contohnya:
اى الفرقين خير مقاما
Manakah diantara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya?
Istifham ayyun juga untuk menanyakan tentang masa, tempat, keadaan,bilangan, jumlah, makhluk berakal, makhluk yang tidak berakal sesuai dengan lafadz yang disandarinya .

C. Adat Istifham dan maknanya yang ghairu hakiki
Terkadang lafadz-lafadz istifham itu keluar dari maknanya yang asli. Jadi, terkadang kala untuk menanyakan tentang sesuatu tetapi telah diketahui, namun karena tujuan-tujuan yang bisa dimengerti dari susunan kalimat dan segi penunjukkan maknanya, diantaranya:
1. amar (perintah )
فهل انتم منتهنون ( المائدة: 91)
artinya: maka berhentilah kamu ( dari mengerjakan pekerjaan itu)! ( al maidah: 91)
2. nahi (larangan )
contoh:
اتخشونهم فالله احق ان تخشوه ( التوبة: 13)
janganlah kamu takut kepada mereka, karena allahlah yang berhak kamu takuti ( at taubah:13)
3. taswiyah (untuk mempersamakan )
contohnya:
سواء عليهم اانذوتهم ام لم تنذرهم لا يؤمنون ( التقرة: 6)
sama saja bagi mereka kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka juga akan beriman ( al baqarah: 6)
4. nafi’( meniadakan)
contohnya:
هل جزاء الاحسان الا الاحسان ( الرحمن: 6)
tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan juga ( ar rahman: 60).
5. ingkar.
Contohnya:
أغير الله تدعون ( الانعام: 4)
Apakah kamu menyeru selain Allah?
6. tasywiiq (untuk merindukan )
contohnya:
هل ادلكم على تجارة تنجيكم من عذاب عليم ( الصف: 100)
sukakah kamu aku tunjukkan seuatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang snagat pedih? (ash shaff: 100)
7. isti’nas ( untuk menyenangkan hati)
contohnya:
وما تلك بيمينك يا موسى ( طه: 16)
apakah itu yang ditangan kanan nabi musa? (Thaha: 17)
8. taqrir ( menetapkan)
contohnya:
الم نشرح لك صدرك ( الانشراح: 1)
bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu? (Al insyirah: I)
9. tahwil ( mengejutkan atau mnakjubkan)
contohnya:
         
hari kiamat, apakah ahri kiamat itu? Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu? ( al haaqah: 1-3)
10. istib’ad ( menganggap jauh)
contohnya:
       
bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi peringatan? ( ad dukhon: 13)
11. ta’dhim ( mengagungkan)
contohnya:
         
siapakah yang dapat memberi syafaat disisi Allah tanpa izinnya? ( al baqarah : 255) .
12. tahqiir ( menghina)
أهذه الذى مدحته كثيرا؟
apakah orang ini yang engkau sanjung sebanyak-banyaknya?
13. ta’ajub ( merasa kagum)
        
mengapa rasul ini memakan makanan dan bejalan dipasar-pasar ( al furqan: 7)
14. tahakum ( mengejek atau mengolok-olok)
اعقلك يسوغ لك ان تفعل كذا؟
apakah akalmu membolehkan engkau berbuat demikian?
15. qa’iid ( ancaman)
      
apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana tuhanmu berbuat kaum aad?
16. istibtha’ ( menganggap lambat)
  
bilakah datangnya pertolongan Allah. (Al baqarah: 214)
17. tanbih ala khata’ (meningkatkan terhadap kekliruan )
      
maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ( al baqarah: 61)
18. tanbih ala bathil ( meningkatkan terhadap keburukan)
           
maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang tuli dapat mendengar atau dapatkah kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta hatinya? (az zukhruf: 40)
19. tanbih ala dalali thariq ( meningkatkan terhadap sesatnya jalan)
فاين تذهبوت
maka kemanakah kamu akan pergi?( at takwiir: 26)
20. taksir (memperbanyak)
صاح هذه قبورنا تملاء الرحد # ب فأين القبور من عهد عاد
hai temanku, inilah kubur-kubur kami, yang menemui tempat yang lapang, maka dimanakah kubur-kubur yang lain sejak masa kaum Aad?
DAFTAR KEPUSTAKAAN
al Hasyimi, Sayyid Ahmad. 1934. Jawahirul Balaghah fil ma’ani wal bayan wal badi’’. Kairo: Maktabah Al adab.
al jarim, Ali dan Umam,musthafa, 1994. terj. Balaghatul wadhihah. Bandung: Sinar algesindo Offset.
Atiq, Abdul Azizi.1995. Ilmu al Ma’ani. Beirut: Dar an Nahdlatul Arabiyah.
Beik dayad , Hifni bik nashif dan Muhammad. TTT. Qowaidul Lughatul Arabiyah. Semarang:T oha Putera.
Chumaidi Umar, M. zuhri dan Ahmad, terj. 1994. Jawahirul balaghah. Surabaya: Mutiara Ilmu.
Yayan nurbayan dan Mamat zainudin. 2007. Pengantar Ilmu Blaghah. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sabtu, 25 September 2010

isim makan, zaman dan alat


الاسم المكان والاسم الزمان والاسم الالة
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak manusia yang belum memahami apa sebenarnya isi yang terkandung di dalam al Qur’an. Manusia hanya bisa membaca saja. Manusia tidak bisa membaca dan mengamalkan apa yang terkandung didalam al Qur’an. Agar manusia bisa memahami dan mengamalkan isi yang terkandung dalam al Qur’an, mereka harus mempelajari ilmunya dahulu. Didalam mempelajari ilmu al qur’an dibutuhkan ilmu, yaitu ilmu sharaf, nahwu, balaghah dan lainnya yang berhubungan dengan bahasa arab. Tetapi yang akan dibahas didalam amakalah ini adalah ilmu sharaf. Ilmu Shorof menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk yang lain. Misalnya merubaah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk bangunan rumah yang modern.Adapun menurut istilah, shorof adalah berubahnya bentuk asal pertama yang berupa fi’il madhi, menjadi fi’l mudhori, menjadi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, fi’il nahi, isim jaman, isim makan sampai isim alat.
II. PERMASALAHAN
1. Apa pengertian isim zaman, isim makan dan isim alat?
2. Bagaimana amal isim zaman, makan dan alat?
III. PEMBAHASAN

الصرف هو علم يبحث عن تغير حالة الكلمة من صورة الى صورة بحسب المعنى المراد

Ilmu shorof ilmu yang membahas tentang perubahan keadaan kalimah, dari suatu bentuk kepada bentuk yang lain, dengan memandang makna yang dikehendaki . Sedangkan pengertian lain yaitu:
التَّصْرِيْفَ فِي اللُّغَةِ التَّغْيِيْرُ وَفِي الصَّنَاعَةِ تَحْوِيْلُ اْلأَصْلِ الْوَاحِدِ إِلَى أَمْثِلَةٍ مُخْتَلِفَةٍ لِمَعَانٍ مَقْصُوْدَةٍ لاَ تَحْصُلُ اِلاَّ بِهَا

Tashrif menurut bahasa: Perubahan. Dan menurut Istilah: mengubah asal bentuk kalimat yang satu kepada model-model bentuk yang berbeda-beda, untuk menghasilkan makna-makna yang diharapkan/yang dimaksud/ yang dituju, yang tidak akan berhasil melainkan dengan cara itu (model-model bentuk tsb) .
Adapun yang lainnya juga mengatakan, shorof adalah berubahnya bentuk asal pertama yang berupa fi’il madhi, menjadi fi’l mudhori, menjadi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, fi’il nahi, isim jaman, isim makan sampai isim alat.
Maksud dan tujuan dari perubahan ini adalah agar memperoleh makna atau arti yang berbeda. Dari perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya di dalam ilmu shorof dinamakaan shighot .
Dalam pembagian shigot dalam ilmu shorof ini terdiri dari fi’il madhi, fi’il mudlori’, masdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amar, fi’il nahi, isim zaman, isim makan, dan isim alat. Oleh karena itu, didalm makalah ini membahas tentang isim zaman, isim makan dan isim alat.
A. Isim Zaman/doing-time noun / doing-time / waktu kejadian dan (اِلاسْم الزَمَان ) dan Isim Makan/doing-space noun / doing-place / tempat kejadian ((اِلاسْم المكَان)
الاسم الزمان هومادل على وقت حصول الفعل
Yaitu kalimat yang menunjukkan arti waktu berhasilnya pekerjaan.
الاسم المكان هو مادل على موضع وقوع العمل
Yaitu kalimat yang menunjukkan arti tempat terjadinya pekerjaan.

Fi’il Isim Zaman/Makan
كَتَبَ / يَكْتُبُ (=menulis) مَكْتَبٌ (=kantor)
لَعِبَ / يَلْعَبُ (=bermain) مَلْعَبٌ (=tempat bermain)
سَجَدَ / يَسْجُدُ (=bersujud) مَسْجِدٌ (=masjid)
وَلَدَ / يَلِدُ (=melahirkan) مَوْلِدٌ (=hari kelahiran)
وَعَدَ / يَعِدُ (=menjanjikan) مَوْعِدٌ (=hari yang dijanjikan)
اِجْتَمَعَ / يَجْتَمِعُ (=berkumpul) مُجْتَمَعٌ (=perkumpulan, pertemuan)
Wazan isim zaman dan isim makan yaitu dari fi'il tsulasi bentuknya sama, dikarenakan kedua shigat ini sama-sama musytaq dari fi’il mudlari’nya. Adapun wazan-wazannya :
a. مَفْعِلٌ
Untuk fi’il tsulasi yang ain fi’ilnya mudlari’ dibaca kasroh:
Contohnya:
يجلس مجلس : waktu atau tempatnya duduk
يبيت مبيت : waktu atau tempatnya menginap
Kecuali dari fi’il bina’nya mitsal wawi dan zaman makannya mengikuti wazan
Contoh:
وعد يعد موعد
وجل يوجل موجل
وجه يوحه موجه
b. مَفْعَلٌ
Untuk fi’il tsulasi yang ian mudlari’nya dibaca fathah atau dhomah.
Contoh:
نصر ينصر نصرا : waktu atau tempatnya menolong
ذبح يذبح مذبح : waktu atau tempatnya menyembelih
Kecuali dari fi’il yang bina’nya mu’tal lam, maka secara mutlaq isim zaman makannya mengikuti wazan مَفْعَلٌ
Contoh:
طوي يطوى مطوى : waktu atau tempatnya meliput
رمى يرمى مرمى : waktu atau tempatnya melempar
سرو يسرو مسرى : waktu atau tempatnya mulia
B. ISIM ALAT / doing-tool noun/ doing-tool/ alat untuk melakukan (الاسم الالة )
الاسم الالة هو مادل على اداة العمل
Yaitu kalimat yang menunjukkan arti alatnya pekerjaan. Adapaun contoh-contoh isim alat yaitu :
Fi’il Isim Alat
فَتَحَ / يَفْتَحُ (=membuka) مِفْتَاحٌ (=kunci)
وَزَنَ / يَزِنُ (=menimbang) مِيْزَانٌ (=timbangan)
جَلَسَ / يَجْلِسُ (=duduk) مَجْلِسٌ (=tempat duduk)
جَهَرَ / يَجْهَرُ (=nyaring) مِجْهَرٌ (=pengeras suara)
Isim alat itu mempunyai 3 bentuk tashrifan. Isim alat hanya ada pada tsulasi mujarrad dan isim alat itu juga berbentuk mufrad, tastniyah dan jamak .
IV. KESIMPULAN
Ilmu Sharaf untuk mempelajari perubahan2 bentuk kalimat sehingga berubah arti, akibat pengaruh perubahan waktu ; akan/sedang atau telah, pelaku, objek penderita, tempat/alat atau zaman. Asal 3 huruf, 4, 5 atau 6. Ada penambah atau tidak. Beraturan atau tidak beraturan. Ilmu Sharaf, dikenal pula sebagai Ibunya Ilmu, sebagaimana dawuhan sebagian ulama ; “Ash-shorfu ummul ‘uluum, wan nahwu abuuha” (Imu sharaf adalah ibu berbagai ilmu, adapun Nahwu adalah bapaknya).
Sebagaimana shigat-shigat yang terdapat dalam ilmu sharaf tersebut. Seperti isim zaman, isim makan, dan isim alat. Isim zaman yaitu kalimat yang menunjukkan arti waktu berhasilnya pekerjaan. Isim makan yaitu kalimat yang menunjukkan arti tempat berhasilnya pekerjaan. Sedangkan Isim alat yaitu kalimat yang menunjukkan arti alatnya pekerjaan
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-bearnya dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami dapat memperbaikai pembuatan maklalah selanjutnya yang lebih baik terima kasih.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Shafwan, M. Sholihudin. 2000. Mabadi ‘Ash Shorfiyah. Jombang: Darul Hikmah.
Anas,Drs. H.A. Idhoh MA. 2009. Ilmu S\haraf Lengkap. Pekalongan: Al Asri Pekalongan.
http://ryper.blogspot.com/2009/12/shorof-1-pengertian-dan-pembagian.html
http://mochwahib.wordpress.com/2009/03/03/%D8%A7%D9%90%D8%B3%D9%92%D9%85%D9%85%D9%8F%D8%B4%D9%92%D8%AA%D9%8E%D9%82-isim-musytaq/

Rabu, 01 September 2010

اسلوب المدح والذم

اسلوب المدح والذم

A. PENGERTIAN اسلوب المدح والذم
Uslubul Madhi Yaitu Pola Kalimat Yang Menunjukkan Arti Pujian Terhadap Sesuatu. Sebgaian besar gaya ungkap ini menggunakan kata “ نعم ” akan tetapi selain نعم juga terdapat kata lain yaitu حب, حبذا yang mempunyai makna yang sama yaitu “sebaik-baik” .
Uslubul dzammi yaitu pola kalimat yang menunjukkan arti celaan terhadap sesuatu. Sebagaian besar gaya ungkap ini menggunakan kata “بئس” juga terdapat kata lain, seperti: لاحبذا,ساء yang mempunyai arti yang sama yaitu” seburuk-buruk atau sejelek-jelek” .
Jika kesua uslub ini dilihat dari kaidah nahwu, اسلوب المدح والذم terdiri dari 3 komponen yaitu:
1. Kalimat fi’il
2. Fa’il
3. Makhsush bil madhi wa dzammi (pihak yang mendapat kekhusussan dengan pujian dan celaan).

فعل+فاعل+مخصوص
نعم العبد صهيب لولم يخف الله لم يعص

sebaik-bauik hamba Allah adalah suhaib. Bila ia tidak takut kepada Allah, ia tidak berbuat dosa”.

فعل+فاعل+مخصوص
بئس الاسم الفسوق بعد الايمان

” seburuk-buruk sebutan adalah orang fasik setelah beriman” .

B. CONTOH MENERJEMAHKAN
1. Uslub pujian اسلوب المدح
kalimat Artinya
نعم الرجل الصانع المجد Sebaik-baik orang adalah pekerja yang sungguh-sungguh
نعم الصديق الحبيبي Sebaik-baik teman adalah kekasihku
حبذا رجلا سيف المنيف Sebaik-baik lelaki adalah syaiful munif
حب صاحبة امراة Sebaik-baik wanita adalah sohibah
نعم السمير الكتاب Sebaik-baik teman ngobrol adalah buku

2. Uslub celaan (اسلوب الذم )
kalimat artinya
ساء الصاحب الخائن Sejelek-jelek teman adalah khianat
بئس المستعمر هو لندا Seburuk-buruk penjajah adalah belanda
بئس الخلق الخيانة Sejelek-jelek budi pekerti adalah khianat
لاحبذا ملكا فرعون Seburuk-buruk raja adalah fir’aun
بئس المكان السوق Sejelek-jelek tempat adalah pasar
Penerjemah seringkali salah menduga bahwa kata setelah lafadz-lafadz diatas membentuk kalimat, namun masih merupakan frase. Memang susunan kalimat pola potensial disalah fahami secara demikian harus dicatat, bahwa kata-kata setelah lafadz diatas biasanya telah membentuk kalimat lengkap. Contoh kalimat pertama (المدح ). Kalimat tersebut sangat mungkin disalah fahami sebagai frase idzafi. Sebaai implikasinya, terjemahannya tentu kurang tepat, misalnya menjadi sebaik-baik seseorang pekerja yang bersungguh-sungguh .

C. BACAAN
1. Bacaan madhi
الاسماء الحسنى
بسم الاله وبه بدانا # ولو عبدنا غيره لشقينا
يا حبذاربا وحب دينا # وحبذا محمد هادينا
لولاه ماكنا ولا بقينا
الله لولا انت مااهتدينا # ولا تصدقنا ولا صلينا
فانزلن سكينة علينا # وثبت الاقدام ان لاقينا
نحن الاولى حاؤك مسلمينا
2. Bacaan dzammi
قصيدة البردة
وساء ساوة ان غاضت بحيرتها
وردواؤدهه بالغيظ حين طمى
كان با النار مابالماء من بلل
حزنا وبالماءما باالنار من ضرم
والجن تهتف والانوار ساطعة
والحق يظهر من معنى ومن كلم


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Burdah,Ibnu.. menjadi penerjemah.Yogyakarta: Tiarsa Wacana Yogya. 2004.
Ma’arif,Syamsul. Nahwu Kilat. Bandung: CV. Nuansa aulia.2008.
Syaiful Mikmin,Imam. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Amzah.2008.
Mansyur ,muh. Panduan terjemahan. Jakarta PT. Moyo Segoro Agung, 2002.

PRINSIP DAN PENDEKATAN KURIKULUM

PRINSIP dan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
I. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan mengenai prinsip-prinsip dan pendekatan itu akan kami jelaskan selengkapnya dalam pembahasan.
II. PERMASALAHAN
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum itu?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu?
3. Bagaimana pendekatan yang digunakan oleh pengembangan kurikulum?

III. PEMBAHASAN
A. Pengembangan kurikulum
Kurikulum merupakan suatu tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. Akan tetapi, dalam memahami hakikat kurikulum sering kali terjadi perbedaan persepsi dan pemahaman. Oleh karena itu, pengertian kurikulum juga memiliki berbagai persepsi tergantung dari sudut pandang masing-masing pelaksananya . Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan .
B. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan, agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip dasar yang paling utama yang harus diperhatikan yaitu, prinsip relevansi, prinsip efektivitas, prinsip efisiensi, prinsip kontinuitas, dan prinsip flexibilitas .
1. Prinsip relevansi
Relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat kita tinjau dari beberapa segi: pertama, relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup murid, kedua, relevansi pendidikan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan masa yang akan datang, ketiga, relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.
2. Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas yaitu mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang idrencanakan atau dapat diinginkan dapat terlaksana atau tercapai.
Didalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat ditinjau dari dua segi efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid.
a. Efektifitas mengajar guru
Efektifitas guru ini mencakup sejauh mana seorang guru melakaukan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik


b. Efektifitas belajar murid
Efektifitas belajar ini menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalaui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.
3. Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. Prinsip efisiensi ini perlu kita perhatikan, baik efisiensi dalam segi waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya akan menghasilkan efisiensi.
4. Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. Dengan kontinuitas ini dimaksudkan agar hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan .
a. Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah
Dalam menyusun kurikulum tingkat sekolah, hendaknya dipertimbangkan sebagai berikut:
 Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang sebelumnya.
 Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi
b. Kesinambungan anatara berbagai bidang studi
Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi sering menyampaikan hubungan satu sama lainnya. Sehubungan dengan hal itu urutsan dalam penyajian berbagai bidang studi hendaknya diusahakan sedemikian rupa agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik.
5. Prinsip flexibilitas
Flexibilitas ini maksudnya tidak kaku, artinya adanya semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak. Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi :
• Flexible dalam memilih program pendidikan
Maksudnya adalah pengadaaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan, program, spesialisasi, ataupun program-program pendidikan ketrampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan dan minatnya.
• Flexibilitas dalam pengembangan program pengajaran
Maksudnya ialah memberikan kesempatan kepada para pendidik dalam mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan berpatok tujuan dan bahan pengajaran didalam kurikulum yang masih bersifat umum.
C. Pendekatan pengembangan kurikulum
Pada dasarnya strategi dan pendekatan adalah berbeda. Hal ini berarti strategi lebih sempit dari pada pendekatan. Pendekatan kurikulum ialah cara kerja dengan cara menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikut langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghaislkan kurikulum yang lebih baik. Ada berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum, yaitu :
1. Pendekatan berorientasi pada bahan pelajaran
Mula-mula pelaksanan dalam perencanaan dan pengembanagan kurikulum itu berdasarkan materi. Initi dari proses belajar megajara ialah ditentukan oleh pemilihan materi. Pendekatan ini diterapkan di Indonesia dalm kurikulum sebelum kurikulum 1975. Kelebihan pendekatan ini ialah bahan pengajaran lebih flexible dan bebas dalam menyusunnya, sebab tidak ada ketentuan yang pasti dalam menentukan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Kelemahannya ialah tujuan pengajaran kurang jelas, maka sukar ditentukan pedoman dalam menentukan metode yang sesuai untuk pengajaran .

2. Pendekatan berorientasi pada tujuan
Pendekatn ini menempatkan rumusan atau penetapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar megajar . Penyusunana dengan pendekatan berdasarkan tujuan bahwa tujuan pendidikan dicantumkan terlebih dahulu. Dari tujuan-tujuan ini menjadi tujuan yang terperinci, yang akhirnya ke tujuan yang bersifat operasional.
3. Pendekatan dengan pola organisasi bahan
Pendekatan ini dapat dilihat dari pola pendekatan: subject matter curicululm, correlated curriculum, dan integrated curriculum.
 Pendekatan pola subject matter curriculum
Pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran secara terpisah-pisah, misalnya: sejarah, ilmu bumu, biologi dan lainnya. Mata pelajaran ini tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
 Pendekatan pola correlated curriculum
Pendekatan dengan pola mengkelompokkan beberapa mata pelajaran yang seiring, yang bisa secara dekat berhubungan. Misalnya: IPA, IPS, dan sebagainya.
 Pendekatan pola integrated curriculum
Pendekatan ini didasarkan kepada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak hanya merupakan kesimpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Dalam hal ini, tidak hanya melalui pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas tertentu dan masing-masing bahan pelajaran.
4. Pendekatan rekonstruksionalisme
Pendektan ini memfokuskan kurikulum pada masalah penting dayng dihadapi masyarakat, seperti polusi, ledakan, penduduk, malapetaka akibat tujuan teknologi. Dalam gerakan ini terdapat dua kelompok yang sangat berbeda pandangan terhadap kurkulum, yaitu :
a. Rekonstruksionalisme konservatif
Pendekatan ini mneganjurkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat.
b. Rekonstruksionalisme radikal
Pendekatan ini menganjurkan agar pendidik formal maupun non0formal mengabdikan diri demi tercapainya tatanan social baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan merata.
5. Pendekatan humanistic
Kurikulum ini berpusat pada siswa dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bahan integral dari proses belajar. Para pendidk humanistic yakin, bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal.

6. Pendekatan akuntabilitas
Accountability lemabaga pendidikan tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat akhir-akhir ini menjadi hal penting dalam dunia pendidikan. Suatu sistem yang akuntabel menentukan standard an tujuan spesifik yang jelas serta mengatur efektifitasnya berdasarkan taraf keberhasilan siswa unruk mencapai satandar itu.
IV. KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu ada 5 macam, yaitu Prinsip relevansi, Prinsip efektivitas, Prinsip efisiensi, Prinsip kontinuitas, Prinsip flexibilitas. Sedangkan pendekatan yang digunakan yaitu Pendekatan berorientasi pada bahan pelajaran Pendekatan berorientasi pada tujuan, Pendekatan dengan pola organisasi bahan, Pendekatan rekonstruksionalisme, Pendekatan humanistic, Pendekatan akuntabilitas
V. PENUTUP
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah ditentukan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan para pembaca sekalian. Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan dalam materi yang disuguhkan dalam makalah ini. Terakhir kami sampaikan selamat membaca.








DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dra, Subandijan,., 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Soetopo, Drs. Hendiyat, 1982. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bina Aksara.
Idi, Dr. Abdullah. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik . Jogjakarta: Ar-Ruzz Meda.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/